Jumat, 23 November 2007

PENDIDIKAN KEJURUAN DAN PERMASALANNYA

Pendidikan kejuruan diharapkan mampu menyelesaikan masalah pengangguran dari tamatan sekolah menengah atas, karena materi praktek sekitar 60% sedang teori 40%, Pendidikan SMK itu sendiri bertujuan "meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional".
Pendidikan kejuruan di indonesia saat ini lagi di kembangkang secara besar besaran mulai dari pelosok desa hingga perkotaan, semua berlomba-lomba membuka pendidikan kejuruan, entah hanya untuk menaikkan pamor dari lembaga tertentu atau ingin mengharapkan hasil yang banyak, tapi itu semua tergantung niatan dari individu pengelola.

Dengan dibukanya pendidikan kejuruan pada beberapa daerah, SMK membuka program studi yang dianggap lagi banyak peminatnya, seperti program keahlian Mesin Otomotif dan Komputer, diluar dugaan peminat dari prgram keahlian tersebut banyak peminanatnya pada tahun ajaran baru.

Sejalan dengan proses belajar mengajar sekolah sedikit demi sedikit membenahi kekurangnya diantaranya, (1) kurangnya tenaga pengajar di semua bidang keilmuan (2) kurangnya fasilitas lab atau bengkel, (3) Mencari tempat magang para siswanya, (4) Mencari peluang untuk lulusannya.

Dari beberapa SMK yang kekurangan tenaga pengajarnya biasanya mengambil tenaga pengajar dari tenaga yang bukan bidang keahliannya, walaupun sipengajar pada saat wawancara menyatakan bisa dan siap belajar sambil mengajar, pada beberapa pengajar ada yang dari praktisi dalam suatu bidang ilmunya atau dari sekedar bisa di bidang ilmu itu sehingga mengajar sambil belajar.

Melihat dari kurangnya tenaga pengajar pada bidang keilmuan, beberapa pengajar yang sesuai dengan bidangnya, bisa mengajar sampai lebih dari dua SMK, sehingga pada waktu datang kesekolah yang terakhir kondisi payah dan capek, berakibat pada proses mengajarnya, karena guru orang yang sangat berkuasa dikelas maka siswa disuruh mencatat atau belajar sendiri.

Masalah yang kedua kurnya fasilitas lab, bangkel, pada jurusan teknik komputer dan jaringan pada program studi ini sangat banyak peminatnya sehingga salah satu sekolah bisa menanpung dalam satu kelasnya empat puluh (40) siswa kalau pada kelas satu ada empat kelas dan kelas dua tiga kelas dan kelas tiga dua kelas maka kapan dan berapa jam kesempatan tiap siswa bisa mengoperasikan kompueter pada lab nya.

Pada jurusan budidaya ikan, kelas satu ada dua puluh lima (25) siswa dan kelsa dua ada 30 siswa sedang kelas tiga ada enam puluh siswa yang dibagi menjadi dua kelas, sedang sekolahan hanya punya kolam empat ukuran (1.5 m x 2.5 m), maka kapan siswa akan bisa komsentrasi belajar membudidayakan ikannya?